Jumat, 02 November 2012

Sinopsis Novel Garuda di Dadaku


Sinopsis Novel Garuda di Dadaku

Bayu, yang masih duduk di kelas 6 Sekolah Dasar, memiliki satu mimpi dalam hidupnya: menjadi pemain sepak bola hebat. Setiap hari dengan penuh semangat, ia menggiring bola menyusuri gang-gang di sekitar rumahnya sambil mendribble bola untuk sampai ke lapangan bulu tangkis dan berlatih sendiri di sana. Heri, sahabat Bayu penggila bola, sangat yakin akan kemampuan dan bakat Bayu. Dialah motivator dan “pelatih” cerdas yang meyakinkan Bayu agar mau ikut seleksi untuk masuk Tim Nasional U-13 yang nantinya akan mewakili Indonesia berlaga di arena internasional. Namun Pak Usman, kakek Bayu, sangat menentang impian Bayu karena baginya menjadi pemain sepak bola identik dengan hidup miskin dan tidak punya masa depan.

Dibantu teman baru bernama Zahra yang misterius, Bayu dan Heri harus mencari-cari berbagai alasan agar Bayu dapat terus berlatih sepak bola. Tetapi hambatan demi hambatan terus menghadang mimpi Bayu, dan bahkan persahabatan tiga anak itu terancam putus. Terlalu mulukkah impian Bayu untuk menjadi pemain sepak bola yang hebat.


Resensi novel Garuda di Dadaku

a. Judul Buku : Garuda di Dadaku
b. Pengarang : Salman Aristo
c. Tahun Terbit : 2009
d. Penerbit : DAR ! Mizan
e. Tebal Buku : 144 halaman

Seoarang anak yang berjuang untuk menjadi pesepak bola professional Setiap manusia tentu mempunyai cita-cita. Bayu, tokoh utama film ini punya keinginan yang sederhana. Ia ingin menjadi pemain sepakbola yang andal.
Sedemikian merasuknya cita-cita itu, Bayu pun bermimpi bermain bal-balan bersama ayahnya yang telah meninggal dunia. Ayah Bayu memang pernah menjadi pemain sepak bola, sebelum bekerja sebagai sopir taksi.
Sayangnya, cita-cita Bayu menjadi pemain bola ini ditentang sang kakek, Usman (Ikranegara). Usman selalu mengatakan, menjadi pemain sepakbola berarti memilih hidup miskin. Bahkan, ia tak akan mengakui Bayu sebagai cucu , jika Bayu nekat menjadi pemain bola.

Di tengah upaya kakek Usman mendidik Bayu menjadi orang sukses lewat beragam kursus, Bayu justru bertemu dengan Johan (Ari Sihasale), pelatih sekolah sepakbola Arsenal di Jakarta. Pertemuan ini menjadi langkah awal bagi perjalanan panjang Bayu untuk masuk menjadi tim sepakbola nasional yang memakai seragam berlambang garuda di bagian dada.
Sebagai film anak-anak, Garuda di Dadaku mencoba membangkitkan semangat cinta Indonesia melalui sepakbola. Penonton akan mudah tergiring ke suasana patriotik ketika menyaksikan adegan Bayu yang mengenakan seragam tim nasional berdiri di tengah lapangan berumput hijau.
Tak lupa, sindiran terhadap pemangku pemerintahan juga terselip dalam film ini. Ambil contoh, adegan yang menceritakan kesulitan Bayu dan rekannya mencari lapangan sepakbola untuk berlatih.
Tak hanya memuat unsur perjuangan seorang bocah untuk menggapai mimpinya, nilai-nilai persahabatan juga ditanamkan lewat hubungan Bayu dengan Heri. Meski mempunyai hambatan berupa cacat fisik, Heri mampu berperan sebagai sahabat sekaligus manajer Bayu. Film Garuda di Dadaku bakal diputar serentak pada 18 Juni mendatang, sesuai dengan masa liburan sekolah.
"Hidup ini kadang seperti pertandingan sepak bola. Ada pemain yang masuk, ada yang keluar. Kadang dia di pihak kita, kadang di pihak lawan. Datangnya bisa berdekatan waktunya, begitu juga keluar."

Novel ini mengisahkan perjuangan seorang anak yang sangat mendambakan menjadi pesepak bola profesional. Keandalan bermain bola melekat sejak kecil. Dia mendapat warisan kuat dari ayahnya yang dulu pemain bola nasional. Namun, meraih impian tak selamanya berjalan mulus. Rintangan justru datang dari orang yang dihormati dan dicintai. Kakeknya.

Pembaca novel ini adalah anak-anak dan dewasa. Novel ini tidak membebankan tanggung jawab, melainkan untuk membangun gairah sepak bola di generasi mendatang. Buku ini juga mengharapkan adanya komitmen dari pemerintah untuk mewujudkan prestasi sepak bola nasional yang makin mumpuni. Indonesia menjadi memiliki potensi seperti isi dari novel ini. Novel ini dapat memajukan sepak bola nasional.
Akhir cerita yang seharusnya menggelegar dan membuncah menjadi datar. Adegan seorang bapak-bapak yang protes anaknya tidak masuk tim nasional kurasa tidak relevan, gaya bahasa yang lugas, sehari-hari seperti riang khas anak-anak, mudah dipahami dan pesan moral yang disampaikan tidak terkesan menggurui.
Novel ini mengisahkan perjuangan seorang anak yang sangat mendambakan menjadi pesepak bola profesional. Keandalan bermain bola melekat sejak kecil. Dia mendapat warisan kuat dari ayahnya yang dulu pemain bola nasional. Namun, meraih impian tak selamanya berjalan mulus. Rintangan justru datang dari orang yang dihormati dan dicintai. Kakeknya.

Sinopsis Novel Edensor


Sinopsis Novel Edensor

Karya : Andrea Hirata

Novel ketiga dari tetralogi Laskar Pelangi ini bercerita tentang petualangan Ikal dan Arai di Eropa. Setelah berhasil memperoleh beasiswa ke Prancis, Ikal dan Arai, mengalami banyak kejadian yang orang biasa sebut sebagai kejutan budaya. Banyak kebiasaan dan peradaban Eropa yang berlainan sama sekali dengan peradaban yang selama ini mereka pahami sebagai orang Indonesia, khususnya Melayu.
Buku ini berkisah tentang kisah dua anak melayu Belitong yaitu Ikal (Andrea Hirata) dan Arai yang mendapatkan beasiswa dari Uni Eropa untuk melanjutkan sekolahnya di Universitas Sorbonne, Paris, Prancis.

Pada bagian awal buku ini diceritakan sedikit kisah Ikal mulai dari Ikal lahir sampai pada saat Ikal dan Arai berangkat meninggalkan Jakarta untuk bersekolah di Universitas Sorbonne. Lalu pada kisah selanjutnya, diceritakan tentang perjalanan Ikal dan Arai dari Bandara Soekarno Hatta sampai ke Paris.
Akhirnya dari mimpi-mimpi Ikal yang bisa dibilang tidak mungkin untuk anak melayu Belitong miskin yang dulu bersekolah di gubuk kopra yang juga berfungsi sebagai kandang kambing untuk melihat keindahan kota Paris secara langsung tercapai juga dan yang pasti adalah mimpi untuk menginjakkan kaki di almamater terhebat: Sorbonnne.
Pada kisah selanjutnya yaitu masa-masa Ikal dan Arai kuliah di Sorbonne sampai pada hari-hari terakhir musim salju, yaitu pada saat Ikal dan Arai akan memulai perjalanan yang lebih menegangkan dibandingkan dengan pergi ke Paris dan bersekolah di Sorbonne.
Mereka akan menjelajahi Eropa sampai Afrika! Lalu setelah Ikal dan Arai selesai menjelajahi Eropa sampai Afrika, Arai-pun jatuh sakit dan pulang ke Indonesia. Sedangkan Ikal melanjutkan kuliahnnya di Inggris karena guru yang membimbing Ikal pindah ke Inggris untuk pensiun. Dan akhirnya, Ikal melihat pemandangan yang sering dilihatnya didalam khayalannya sendiri, tetapi sekarang pemandangan itu nyata, dan pemandangan itu adalah… Edensor.

Aku ingin mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesulitan, menggoda mara bahaya, dan memecahkan misteri dengan sains. Aku ingin menghirup berupa-rupa pengalaman lalu terjun bebas menyelami labirin lika-liku hidup yang ujungnya tak dapat disangka. Aku mendamba kehidupan dengan kemungkinan-kemungkinan yang bereaksi satu sama lain seperti benturan molekul uranium: meletup tak terduga-duga, menyerap, mengikat, mengganda, berkembang, terurai, dan berpencar ke arah yang mengejutkan. Aku ingin ke tempat-tempat yang jauh, menjumpai beragam bahasa dan orang-orang asing. Aku ingin berkelana, menemukan arahku dengan membaca bintang gemintang. Aku ingin mengarungi padang dan gurun-gurun, ingin melepuh terbakar matahari, limbung dihantam angin, dan menciut dicengkeram dingin. Aku ingin kehidupan yang menggetarkan, penuh dengan penaklukan. Aku ingin hidup! Ingin merasakan sari pati hidup!
Di dalam buku ini juga Ikal dan Arai kembali menuai karma akibat kenakalan-kenalan yang pernah mereka lakukan semasa kecil dan remaja dulu. Pembaca akan dibawa ke dalam petualangan mereka menyusuri Eropa dengan berbagai pengalaman yang mencengangkan, mencekam, membuat terbahak, sekaligus berurai air mata.

Sinopsis Novel Dalam Mihrab Cinta


Sinopsis Novel Dalam Mihrab Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy

Judul Buku : Dalam Mihrab Cinta
Nama pengarang : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit : Ihwah Publishing
Kota Terbit : Jakarta Selatan
Tahun Terbit : 2010
Jumlah Halaman : vi + 270 halaman
ISBN : 978-602-98221-4-4
Sinopsis
Syamsul si tokoh utama ialah seorang yang sangat senang dengan tantangan. Sifat itu mendorong ia melanjutkan studi ke pondok pesantren setelah dua tahun lulus SMA. Ia merasa tertantang dengan cerita seorang seniman bahwa belajar di pondok sangat sulit. Syamsul memutuskan masuk ke pondok Al-Huda yang kemudian ia ketahui pondok itu milik ayah seorang gadis yang telah ia tolong di kereta sebelumnya. Gadis yang menyantri di Pekalongan itu bernama Zizi.Syamsul sangat rajin belajar di pondok sehingga ia bisa menyelesaikan tingkatan-tingkatan dalam pondok lebih cepat. Karena hal itu, Zizi menjadi simpati kepada Syamsul. Melihat sikap Zizi, Burhan yang menaruh perasaan kepada Zizi merasa cemburu. Muncul niat jahatnya untuk menjebak Syamsul, seolah-olah Syamsul adalah pencuri. Akhirnya Syamsul diadili secara masal oleh seluruh santri dan ustadz dengan tuduhan mencuri. Ia dikurung dalam suatu tempat dan tidak kuasa untuk membela diri atas fitnah yang ditudingkan Burhan kepadanya. Berita ini pun sampai pada keluarga Syamsul. Syamsul dikeluarkan secara tidak hormat dari pesantren. Ayahnya sangat marah, Syamsul dihajar oleh kakak- kakaknya. Hanya Ibu dan Nadia, adik perempuanya yang percaya.

Tidak tahan dengan sikap keluarganya, Syasul memutuskan untuk pergi dari rumah. Zizi yang pernah menaruh rasa simpati kepada Syasul sering mengunjungi rumah Syamsul. Suatu hari Syamsul ditangkap polisi karena tuduhan mencopet. Berita ini sampai kepada orang tuanya. Di penjara Syamsul mendapatkan banyak hal. Adik Syamsul yang tidak percaya mendatangi kantor polisi yang diberitakan sebagai tempat Syamsul ditahan. Melihat Syamsul mendekam di penjara Nadia sangat tidak percaya. Syamsul meminta Nadia untuk membebaskannya. Syamsul kemudian bebas. Keika di bus Syamsul kabur. Adiknya tidak kusa mencegah.
Syamsul yang tak membawa bekal apa- apa tinggal di sebuah masjid di Jakarta. Ia merawat masjid tersebut dengan baik. Ironisnya, ia malah semakin sering mencopet dan hasil copetannya sebagian dimasukkan di kotak amal masjid. Setiap kali mencopet selalu ia catat siapa saja korban- korbannya, karena ia berniat suatu saat ia akan mengembalikannya.
Suatu hari Syamsul mencopet dompet seorang gadis cantik yang dia ketahui namanya adalah Silvie. Ia sangat terkejut ketika mendapati foto Silvie bersama Burhan, seorang yang telah membuat hidupnya hancur. Ia kemudian mencari rumah Silvie. Di saat pencariannya, ia justru diminta menjadi guru ngaji pribadi seorang anak yang bernama Della, di situ pula lah dia menemukan Silvie yang kebetulan adalah guru les pribadi Della.

Tujuan utama Syamsul datang ke situ adalah untuk mencari Silvie dan membongkar semua kebejatan Burhan. Maka ketika kesempatan itu ada Syamsul langsung mengatakan semuanya kepada Silvie tentang Burhan yang telah membuat Syamsul dipenjara dan kejahatan- kejahatan lainnya. Bahkan tentang dirinya yang pernah menjadi pencopet. Mendengar cerita itu Silvie sangat terkejut. Ia sulit untuk mempercayai semanya. Ia beranjak meninggalkan Syamsul.
Perasaan simpati Silvie pada Syamsul menjadi kabur, galau.
Namun perasaan simpati yang berubah menjadi cinta itu tidak dapat dibohongi lagi. Terlebih lagi kedua orang tuanya juga mendukung. Silvie membatalkan pertunanganya dengan Burhan dan orang tuanya justru melamar Syamsul untuk putri semata wayangnya. Syamsul yang waktu itu sudah menjadi mubaligh muda yang terkenal minta pertimbangan kepada sang bunda dan minta petunjuk kepada Alloh melalui sholat istikharoh. Kemudian Syamsul mengiyakan lamaran Silvie. Mereka berdua akan segera menikah. Naas, tepat satu minggu sebelum pernikahan keduanya, Silvie mengalami kecelakaan dan meninggal seketika. Syamsul sangat terpukul atas kejadian yang menimpanya. Ia tidk mau makan, minum, bahkan berhenti berdakwah. Setelah cukupa Syamsul melakukan itu ibunya semakin tidak tega dan meminta Zizi untuk menghibur putrinya. Cukup lama Zizi memendam rasa cintanya, dan itu buah dari kesabarannya. Akhirnya kakak zizi yang juga kyai di pondok tempat Syamsul mengaji dulu meminta Syamsul untuk mengajar di pesantren sekaligus menjadi pendamping Zizi. Setelah melakukan sholat istikharoh untuk meminta petunju, Syamsul dan Zizi sah menjadi suami isteri.

Sinopsis Novel BELENGGU


SINOPSIS NOVEL BELENGGU

Pegarang : Armijin Pane
Penerbit : Dian Rakyat
Tebal buku : 150 Halaman

            Sukartono dan Sumartini adalah sepasang suami istri. Kehidupan rumah tangga mereka tidak didasarkan oleh cinta. Sukartono atau kerap dipanggil Tono menikah dengan Tini hanya atas dasar kecantikan, kepintaran, keenergikan Tini Saja. Begitu juga dengan Sukartini atau akrap dipanggil Tini, Tini menikah dengan Tono bukan bedasrkan ia mencintai Tono. Tini hanya ingin berkeinginan menikah dengan Dokter. Kehidupan rumah tangga mereka kurang harmonis dan sering terjadi pertengkaran diantara mereka.
            Setiap hari mereka sibuk dengan urusan masing-masing. Tini disibukkan dengan kegiaatan keorganisasi kewanitaan, dedangkan Tono sibuk dengan profesinya yang bekerja sebagai dokter. Bagi Tono pekerjaannya lebih mulia dibandingkan dengan istrinya. Tono adalah dokter yang dermawan, dia tidak pernah menarik bayaran pada warga yang kurang mampu. Akibat dari kesibukannya itu, Ia sering tidak merhatikan istrinya sendiri. Itulah yang sering menjadi pemicu pertengkaran.
            Suatu hari pasien Tono yang bernam Ny Eni menelpon Tono dan sering menggoda Tono. Ny Eni adalah teman lamanya yang bernama Rohayah. Rohayah sering berpura-pura sakit untuk bertamu dengan Tono, karena sering bertemu, akhirnya Tono tidak dapat menahan rasa cintanya kepada Rohayah. Tono sering mengajak Rohayah ke Tanjung Priok Pesier. Kedekatan Tono dengan Rohayah akhirnya sampai ketelingga temanya Tini, hal itu membuat rumah tangga mereka kian berantakan.

            Ketika Tini pergi ke Solo untuk mengadakan kogres perempuan seumunya, Tono makin gila pada Rohayah. Tidak lama terungkap kisah bahwa Rohayah pernah lari ketika pesta pernikahannya. Ia kabur karena calon suaminya dinilai lebih tua darinya dan ia lari ke Jakarta. Di Jakarta Rohayah menjadi wanita pangilan dari hotel ke hotel. Kemudian menjadi Nyai seorang lelaki Belanda di Sukarasa, hanya selama tiga bulan ia pergi meninggalkan suaminya lagi.
            Ketika mendegar Tono menjadi dokter, ia pergi menemui Tono, dan pada itu Tono sudah  menikah dengan Tini, Tini seorang gadis yang pernah bersekolah di Tecnische Hoogereshool  di Bandung. Tini dulu sudah perbah dinodai oleh Hartono. Tini adalah bekas kekasih Hartono.
            Di lain pihak Tono tertipu oleh sikap Rokayah yang selalu manis didepannya Siti Hajati yang merupakan penyanyi pujaan hatinya ternyata adalah Rohayah sendiri. Ia amat tidak suka karena ia berpura-pura. Rohaya yang terpojok ingin mengungkapkan persaannya pada Tono, tapi ia takut hubungannya akan tidak langeng, ia merasa tidak seimbang mendapatkan Tono.
            Sebelum menikah Tono telah mengetahui bahwa Tini telah ternodai, tapi ia tidak tau siapa yang menodainya. Sehingga ia dapat memaklumi Rohayah. Suatu hari paman  Tini datang untuk mendamaikan Tono dan Tini, tapi keduanya sudah tidak bisa bersama lagi. Tini yang sudah mengetahui hubungan gelap Tono dengan Rohayah berkeinginan untuk menemui dan mendamprat Rohayah. Bertemulah Tini dengan Rohayah di sebuah hotel. Keinginan Tini untuk memaki-maki Rohayah yang telah menggoda suaminya akhirnya luluh begitu Tini bertemu dengan Rohayah. Karena melihat sikap Rohayah yang  lemah lembut dan sangat perhatian. Tini merasa malu dengan Yah, lebih-lebih ternyata Rohayah banyak tahu masa lalu Tini yang gelap. Tini menyesal bahwa selama ini ia kurang memberi perhatian pada Tono. Ia bukan istri yang baik. Ia tidak pernah memberikan kasih sayang yang tulus kepada Tono suaminya.

            Peristiwa di hotel itu membuat Tini sadar diri. Ia merasa gagal menjadi seorang istri. Akhimya, Tini memutuskan untuk bercerai dengan suaminya. Bahkan ia berharap agar Rohayah bersedia menjadi isteri Tono. Niat ini disampaikan kepada Tono. Kenyataan ini juga membuat Tono tersadar. Ia berharap Tini masih mau menjadi istrinya. Tetapi tekad Tini sudah bulat. Perceraian tidak dapat dihindari lagi.Akibat perceraian ini hati Tono amat sedih. Lebih sedih lagi ketika Tono menghadapi kenyataan bahwa Rohayah telah pula meninggalkan dirinya. Yang dijumpai Tono hanyalah sepucuk surat dan sebuah piringan hitam lagu-lagu Siti Hayati yang tak lain adalah Rohayah sendiri. Rohayah yang menyatakan betapa ia sangat mencintai Tono, tetapi ia tidak ingin merusak rumah tangganya. Untuk itu, Rohayah telah meninggalkan tanah air pergi dan ke New Caledonia. Sedangkan Tini saat ini sudah berada di Surabaya, mengabdikan dirinya di sebuah panti asuhan yatim piatu.
           

Sinopsis Novel BURUNG – BURUNG MANYAR


SINOPSIS NOVEL BURUNG – BURUNG MANYAR


Pada masa pemerintahan KNIL Belanda, kehidupan keluarga Teto (Setadewa) sangat berkecukupan. Dia dilahirkan dari keluarga terpandang. Segala kemauannya selalu dituruti oleh kedua orang tuanya. Ayahnya, Letnan Barjabasuki, adalah salah seorang Letnan tamatan Akademi Militer Breda di Belanda dan menjabat kepala Garnisun Devisi II di Magelang. Itulah sebabnya, Teto bebas bergaul dengan orang-orang inlander, anak-anak Belanda ataupun Indo-Belanda.
Kedua orang tua Teto bukanlah orang biasa. Ayahnya masih keturunan bangsawan keraton, sedangkan ibunya keturunan Indo-Belanda. Masa kecil Teto benar-benar berada dalam kejayaan orang tuanya. Itulah sebabnya Teto merasa sangat bangga pada ayahnya. Dia bercita-cita menjadi tentara KNIL Belanda seperti ayahnya. Ia beranggapan bahwa dengan bergabung dan mengabdi pada KNIL Belanda, maka kehidupanya akan menjadi lebih baik. Ia akan disegani, serta di hormati oleh masyarakat sekitarnya.
Karena masa kecilnya, yaitu zaman tentara KNIL Belanda, Teto hidup dalam kemewahan, maka ketika Jepang berhasil mengusir tentara KNIL Belanda dari Indonesia Teto merasa terpukul. Kehidupan keluarganya berubah menjadi kacau. Ayahnya ditangkap dan disiksa oleh tentara-tentara Jepang. Ia hampir dibunuh oleh tentara Jepang, kalau saja ibunya tidak menyelamatkanya. Ketika pimpinan tentara Jepang memberi pilihan pada ibunya untuk menjadi wanita penghibur pimpinan tentara Jepang atau nyawa suaminya akan melayang, ibu Teto memutuskan untuk menjadi wanita penghibur demi menyelamatkan nyawa suaminya. Berkat pengorbanan istrinya itu, Letnan Barjabasuki atau ayah Teto selamat serta dibebaskan oleh tentara Jepang.
Betapa hancur hati Teto menyaksikan kenyataan itu. Dia merasa gusar dan sangat dendam kepada tentara Jepang. Perlakuan tentara Jepang terhadap kedua orang tuanya dan telah menghancurkan rasa gemilang keluarganya melekat terus dalam hatinya. Dia bertekad untuk membalas semua perlakuan tentara Jepang tersebut sampai kapanpun.
Tiga tahun kemudian, Jepang hengkang dari Indonesia dan tentara KNIL dari Belanda datang kembali ke Indonesia dengan berlindung di balik tentara sekutu. Teto sangat gembira menyambut kedatangan mereka. Dia gembira sebab cita-citanya menjadi seorang tentara KNIL Belanda dapat menjadi kenyataan. Ia pun langsung bergabung dengan tentara KNIL. Berkat bantuan seorang mayor bernama Verbruggen, dia diterima menjadi tentara KNIL.
Betapa bangga hati Teto ketika dia menjadi tentara KNIL Belanda. Dia bekerja dengan penuh disiplin. Semua tugas yang dibebankan pimpinannya kepada pemuda itu selalu dapat diselesaikan dengan baik. Itulah sebabnya ia sangat di sayang oleh pimpinannya. Hanya dalam waktu dua bulan, dia diangkat menjadi komandan patroli dengan pangkat Letnan dua.
Lain nasib Teto, lain pula nasib ibunya, Maurice yang mempunyai nasib yang naas. Kerena tak tahan menanggung penderitaan lahir dan batin, ia mengalami gangguan jiwa dan menjadi pasien tetap di sebuah rumah sakit jiwa di Bogor. Sedangkan nasib Letnan Barjabasuki, ayah Teto, tidak jelas. Namun, menurut informasi Mayor Verbruggen, dia bergabung dengan tentara Republik. Dengan demikian, dia termasuk buronan tentara KNIL Belanda. Ini berarti bahwa Letnan Barjabasuki menjadi buronan anaknya sendiri, Letnan dua Teto.
Kejayaan Letnan dua Teto sebagai komandan patroli tentara KNIL Belanda tidak berjalan lama. Tentara KNIL Belanda makin lama makin lemah. Perlawanan rakyat Republik Indonesia terhadap gempuran-gempuran mereka tidak pernah surut. Lama-kelamaan tentara KNIL Belanda menjadi frustasi. Belanda yang hendak menguasai seluruh wilayah Indonesia akhirnya mengalah dan memutuskan kembali ke negerinya.
Kekalahan tentara KNIL Belanda membuat hati Teto menjadi ciut. Dia merasa malu pada dirinya, malu terhadap Larasati wanita yang sangat dicintainya. Bila Larasati berjuang membela bangsanya sendiri, dia malah membela musuh. Pada saat itu Larasati mengabdi di depertemen luar negeri. Kerena perasaan malunya itu, Teto memutuskan untuk keluar dari Indonesia dan berangkat ke Amerika. Di negara tersebut, dia masuk Universitas Harvard mengambil jurusan komputer dan mendapat gelar doktor.
Setamat dari Universitas Harvard, Teto bekerja di sebuah perusahaan besar di Amerika bernama Pacifik Oil Wells Company sebagai tenaga analisis komputer. Perusahaan Pacifik Oil Wells Company tempat ia bekerja menjalin hubungan kerja sama dengan pemerintah Indonesia. Selama bekerja di perusahaan itu, kesejahteraan Teto sangat terjamin. Bahkan, ia kemudian menikah dengan Barbara, putri salah seorang direktur perusahaan itu. Namun semua itu tidak membuat hatinya tenang. Dia tidak bahagia hidupnya di negeri orang. Hatinya terus bergejolak untuk kembali ke tanah air. Dia sangat merindukan orang-orang yang dicintainya. Dia teringat kepada ibunya. Dia juga rindu pada Larasati, kekasih yang sangat dicintainya itu. Hasrat Teto kembali ke tanah air semakin menjadi-jadi ketika dia menemukan kecurangan di perusahaan tempat dia bekerja. Dia bertekat membuka kecurangan tersebut. Apapun resikonya walaupun harus di berhentikan dari pekerjaannya.
Akhirnya, Teto benar-benar kembali ke Indonesia setelah ia bercerai dengan Barbara. Sesampainya di tanah air hatinya gelisah. Perasaannya bergelora ketika melihat perkembangan Indonesia. Tanah airnya telah mengalami kemajuan pesat di berbagai bidang. Ia juga mengingat semua kejadian yang pernah dialaminya. Dia mengingat dirinya yang telah salah langkah dan berjuang membantu pihak Belanda, dan bukan membantu tanah airnya sendiri. Dia juga ingat akan kejayaannya semasa ia masih bersama kedua orang tuanya. Dia juga ingat bagaimana ibunya berkorban demi menyelamatkan nyawa ayahnya.
Dia juga teringat Larasati, kekasih yang sangat dirindukannya. Semua itu berkecamuk dalam hatinya. Dia merasa malu kepada Larasati dan takut bertemu dengannya. Namun ia sangat merindukannya. Dua perasaan yang saling bertentangan berkecamuk dalam dadanya.
Secara diam-diam, Teto menghadiri acara presentasi gelar dokter yang akan dilakukan Larasati di Jakarta. Selama presentasi tersebut, dia hanya diam dan bersembunyi di balik orang-orang yang hadir. Setelah selesai membacakan disertasinya, Larasati mendapat sambutan yang hangat dari semua yang hadir. Ketika orang-orang berebutan memberi ucapan selamat kepadanya, Teto tidak berani melakukannya. Padahal, dia sangat ingin menyentuh tangan kekasaihnya itu. Perasaan malu dan bersalah dalam dirinya semakin memuncak saat dia mendengar disertasi yang dibacakan Larasati. Disertasi itu membahas tentang burung-burung manyar dan tingkah lakunya. Dia begitu malu sebab tingkah laku burung-burung manyar itu persis seperti tingkah laku dirinya.
Walaupun Teto berusaha keras untuk tidak menemui Larasati, namun nasib berkehendak lain karena keesokan harinya, Larasati dan suaminya datang ke rumahnya. Betapa terkejutnya Teto melihat kedatangan mereka, hatinya berdebar-debar ketika bertatapan mata dengan wanita yang sangat dicintainya itu. Sebenarnya, Larasati pun memiliki perasaan yang sama. Bagaimanapun dia pernah menaruh hati kepada Teto ketika mereka masih remaja. Teto menyadari bahwa ia pun masih mencintai Larasati. Namun, Larasati kini telah menjadi milik Janakatamsi, anak seorang Direktur Rumah Sakit Jiwa Keramat. Di rumah sakit itulah, ibunya dirawat sampai akhir hayatnya.
Janakatamsi memahami bahwa antara istrinya dan Teto terdapat kisah tertentu. Dengan bijaknya, dia menawarkan kepada Teto untuk menjadi kakaknya. Mendengar ajakan tersebut, hati Teto menjadi terharu dan dia pun menerimanya.
Atas ajakan Janakatamsi, Teto mengunjungi rumah ibu Antana, ibunya Atik di Bogor. Kedatangan Teto di sambut hangat oleh ibu Antana. Ia memang sudah mengenalnya sebab sejak kecil keluarga Atik telah bersahabat dengan keluarga Teto. Kedua keluarga itu sering saling mengunjungi.
Ketika diberi tahukan tentang kecurangan perusahaan tempat Teto bekerja, Janakatamsi mendukung niat Teto untuk membongkar kasus kecurangan yang terjadi dalam perusahaan Pacifik Oil Wells Company. Atas bantuannya pula Teto berhasil membongkar kecurangan keuangan yang dilakukan perusahaan asing tersebut walaupun kemudian dia diberhentikan dari perusahaan itu.
Belum habis kesedihan Teto akibat pemutusan hubungan kerja tersebut, datang lagi kesedihan baru. Larasati dan suaminya meninggal dunia karena kecelakaan pesawat sewaktu berangkat ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji. Pesawat mereka jatuh di Colombo. Demi membalas kebaikan yang telah diberikan Atik dan suaminya, Teto memutuskan untuk mengasuh ketiga anak Atik. Dia berjanji untuk menjaga dan mendidik mereka menjadi anak yang berbakti pada bangsa dan negara.