Jumat, 02 November 2012

Sinopsis Novel “3600 detik”


sinopsis novel “3600 detik”
  • Judul buku                           : 3600 detik
  • Pengarang                            : Charon
  • Penerbit                                : PT. Gramedia Pustaka Utama
  • tahun terbit                         : Mei, 2008
  • Cetakan                                 : 3
  • Halaman                               : 200
  • NO. ISBN                              : 979-22-3728-3
Sandra yang hidupnya sangat berantakan akibat perceraian kedua orang tuanya. Dan hatinya semakin sakit ketika ayahnya memutuskan agar ia tinggal bersama ibunya, yang selama ini tidak pernah dekat dengannya. Itulah yang membuat hidupnya berantakan. Ia menjadi remaja yang bandel, urakan, dan tidak sopan. Berulang kali ia dikelukan dari sekolah karena kenakalannya, berulang kali pula ia pindah sekolah.
Walau dengan sikap dingin yang ditunjukkan pada ibunya, sang ibu tetap sayang padanya. Ibunya memutuskan untuk pindah kota. Menurut ibunya, mungkin suasana dan lingkungan baru akan mengubah perilaku putrinya. Namun di sekolahnya yang baru, Sandra sudah bertekad untuk membuat dirinya dikeluarkan lagi. Sandra beranggapan semua ini ia lakukan untuk membalas rasa sakitnya pada kedua orang tuanya. Ia bertekad akan membuat ulah agar para guru tak tahan terhadapnya. Ternyata perkiraannya meleset. Pak Donny, sangat sabar menghadapinya. Wali kelasnya itu berpendapat, mengeluarkan Sandra berarti menuruti keinginannya.
Di sekolah barunya itu, Sandra bertemu dengan seorang lelaki yang bernama Leon. Dia tetap saja bersifat sinis kepada siapapun. Seringkali Sandra berbuat ulah di sekolahnya seperti, merokok yang dapat menyebabkan ruang olahraga terbakar, membuat contekan, mencuri serta mencaci maki gurunya namun Leonlah yang menasehati Sandra. Tapi Sandra tetap tidak mau berteman dengan Leon. Leon seringkali pingsan di sekolahnya. Itu yang membuat Sandra bertanya-tanya ada apa dengan Leon. Dan ternyata Leon menceritakan semuanya kepada Sandra karena ia menganggap Sandralah pembangkit semangat hidupnya. Leon terkena penyakit jantung stadium akhir dan ia telah divonis dokter beberapa bulan lagi. Leon juga sering keluar masuk rumah sakit. Mendengar cerita Leon, Sandra semakin tersentuh hatinya. Mungkin ia merasa ada seseorang yang hidupnya lebih kelam dari dirinya.
Entah kenapa Sandra berhasil bertahan lebih dari sebulan di sekolah barunya itu. Lambat laun sifatnya pun berubah. Orang tua maupun gurunya heran. Ternyata perubahan Sandra dikarenakan adanya Leon di sekolah itu. Leon adalah anak rumahan yang manis, bintang pelajar, sopan, tekun, pianis, dan berhasil merubah sikap Sandra. Walau Leon dan Sandra berbeda seratus delapan puluh derajat, mereka berteman sangat akrab.
Tidak hanya hidup Sandra yang berubah, Leon pun turut berubah semenjak mengenal Sandra. Hidupnya lebih berwarna dengan kehadiran Sandra yang berbeda dari lainnya. Leon yang menderita penyakit jantung merasa hidupnya kembali normal ketika berada di dekat Sandra.
Di malam kesenian di sekolahnya, Leon mengajak Sandra untuk melihat dirinya bermain piano yang mengiringi suatu adegan drama. Saat pertunjukan dimulai, lagi-lagi Leon pingsan dan harus dibawa ke rumah sakit. Akhirnya Sandra ikut membawa Leon ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, Sandra mendapati sebuah nama di papan daftar pasien. Dan disana tertulis “Ny Widia”. Ya Widia adalah ibu kandung Sandra yang selama ini sering ia sakiti. Pikiran Sandra tak karuan. Akhirnya ia memutuskan untuk menjenguk ibunya di kamar pasien. Ibunya pun senang dan tersenyum karena Sandra menyempatkan waktu untuk menjenguk ibunya. Namun, Sandra tetap berlaku kasar kepada ibunya. Ia bilang kalau ia kesini hanya untuk mengantarkan temannya yang sedang sakit, bukan untuk menjenguk ibunya. Dug….hati ibunya merasa disakiti lagi. Lalu Sandra meninggalkan kamar tersebut dan bertabrakan dengan seorang suster yang membawa tas ibunya. Isi tas tersebut berantakan. Sandra tidak sengaja melihat banyak fotonya di dompet ibunya yang sedang terbuka. Air mata Sandra pun mulai menetes. Tiba-tiba Leon yang dari tadi pingsan, menghampiri Sandra di kamar ibunya. Leon memberi pengertian terhadap Sandra bahwa tidak ada seorang ibu di dunia ini yang tega membenci anaknya. Akhirnya Sandra berbalik badan dan berpelukan dengan ibunya. Ibu dan anak itu berlinangan air mata.
Keesokan harinya, Sandra akan mengantar Leon ke rumah sakit untuk operasi. Namun, Sandra bukanlah dibawa Leon ke rumah sakit, melainkan dibawa ke taman rekreasi. Sandra pun semakin bingung terhadap sikap Leon. Leon mengutarakan keinginannya, yaitu ingin hidup normal seperti Sandra. Akhirnya Sandra memberi kesempatan untuk merasakan kehidupan normal selama 3600 detik di taman rekreasi ini. Disana mereka bersenang-senang dan berfoto-foto. Tak lama kemudian, Leon mendesah kesakitan. Sandra pun menggenggam tangan Leon. Lalu Sandra membawanya ke rumah sakit untuk menemani Leon menjalankan operasi. Setiba di rumah sakit, Leon langsung dibawa ke ruang operasi. Tidak sampai lima menit, dokter pun menyatakan bahwa Leon sudah tiada. Sandra tidak percaya Leon sudah tiada padahal 3600 detik yang lalu, mereka bersenang-senang di taman rekreasi layaknya tanpa beban apapun.
Tiga hari kemudian, Sandra menghadiri upacara pemakaman leon. Ia juga diberi selembar surat dari papa Leon yang berisi :
Sandra, temanku yang paling baik
Saat ini aku sedang mengingat pertemuan pertama kita di ruang musik. Saat kau masuk dengan rambut merahmu itu, aku tahu bahwa hidupku tidak akan lama lagi. Banyak sekali hal yang aku alami bersamamu. Menemanimu menjalani hukuman. Taruhan denganmu. Dansa pertama yang payah di hari ulang tahunku. Menjadi tertawaan orang-orang ketika aku mengenakan jaket merahmu yang konyol. Aku menyukai setiap detiknya. Dan aku juga menyadari satu hal lagi. Bukan perjalanan ke taman rekreasi ini yang membuat hidupku menjadi normal, tetapi kaulah yang membuat diriku menjadi orang normal. Aku bisa tertawa bersamamu setiap waktu. Terima kasih Sandra, karena telah menjadi temanku dan telah menyediakan 3600detik waktumu ini untukku. Aku tidak akan melupakannya seumur hidupku. Berjanjilah kau akan selalu kuat walaupun aku tidak berada di sampingmu lagi. Kali ini aku minta agar kau percaya padaku bahwa apapun yang terjadi, aku akan selalu berada di sampingmu.
Leon.
Seusai membaca surat itu, air mata Sandra jatuh tak tertahankan. Ia pun berpelukan dengan ibunya di pemakaman Leon
Setahun kemudian, Sandra mengunjungi makam Leon. Ia mau membuktikan bahwa dirinya sudah berubah. Sandra kembali mengecat rambutnya menjadi hitam. Ia mulai bercerita bahwa dirinya sekarang sudah resmi menjadi mahasiswi kedokteran. Bayangkan saja, Sandra yang sangat bodoh, bandel dan sering tidak lulus ujian bisa menjadi mahasiswi kedokteran di universitas ternama di Indonesia. Semua ini berkat Leon………….
Tamat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar